Home / Manajemen Angkutan

Berita & Artikel - Artikel

Manajemen Angkutan

Penulis :

Rudy Rinaldy

Profesi :

Kepala Dinas Komunikasi & Informatika Kota Padang

Suatu ketika dulu ketika Terminal Angkutan Kota Goan Hoat masih eksis, hanya sekitar 40% -50% saja yang termanfaatkan untuk tempat mangkal angkutan kota. Kebanyakan angkutan kotatidak mau masuk dan ngetem disisiluar terminal. Pada saat itu Dinas Perhubungan juga sudah berusahamemasukkan angkutan kota ke dalam terminal. Fenomena ini ‘ditangkap’ oleh Dinas Perhubungan ketika itu dengan memberlakukan kebijakan sistem rotary(keep rolling), dimana angkutan kota diharapkan beroperasi sesuai dengan trayeknya dan hanya berhenti sesaat untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Sejalan dengan itu, Terminal Goan Hoat beralih fungsi menjadi sebuah pusat perbelanjaan.

Gejala enggannya angkutan kota masuk terminal sebenarnya merupakan refleksi adanya pergeseran fungsi dan peran Kota Padang menjadi Kota Besar. Tingginya intensitas penumpang naik dan turun angkutan kota menyebabkan sistem ngetem didalam terminal dinilai tidak efektif lagi, sehingga yang lebih diperlukan adalah fasilitas bagi angkutan kota untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, yang belakangan kita kenal dengan teminologi Pangkalan Angkutan Kota.Namun karena berbagai kendala, Pangkalan Angkutan Kota tersebut sampai sekarang masih belum dapat direalisasikan keberadannya. Inilah yang menjadi salah satutugas utama Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Padang untuk segera mewujudkan suatu fasilitas publik yang sangat diperlukan tersebut, agar jalan raya tidak lagi dimanfaatkan sebagai fasilitas turun dan naiknya penumpamng angkutan kota.

Dalam skenario yang sudah ditetapkan, akan ada 2 unit Pangkalan Angkutan kota di kawasan Pasar Raya dan sekitarnya. SedangkanTerminal Angkutan Kota akan bergabung dengan Terminal Tipe A di Anak Air, Terminal Angkutan Barang Terintegrasi di Koto Lalang dandi Terminal bus AKDP jurusan Selatan di Bungus atau di Gaung. Dengan demikian dimasing-masing penjuru kota terdapat Terminal Angkutan Kota, sementara yang didalam kota sendiri dilayani oleh Pangkalan Angkutan Kota.

Pangkalan Angkutan Kota yang akan segeradirealisasikan adalah yang berada disamping eks Balai Kota Lama, diatas lahan seluas ± 2.500 m2, yang dibagi menjadi dua tahapan operasional. Sedangkan pangkalan angkutan kota lainnya direncanakan menempati eks Gedung IWAPI. Dengan hadirnya kedua Pangkalan Angkutan Kota ini, diharapkan nantinya sebagian persoalan transportasi yang menyangkut dengan fasilitas turun dan naiknya penumpang Angkutan Kota, dapat kita atasi secara bertahap. Termasuk fasilitas Pangkalan Angkutan Kota di eks Gedung IWAPI, akan berimbas kepada kembalinya fungsi jalan disekitar Bundaran Air Mancur Pasar Raya sebagai fasilitas kendaraan melintas dan parkir on street.

Program Angkutan Kota yang pada saat ini sedang dalam tahap program implementasiadalah program angkutan berbasis massal. Berdasarkan DED Angkutan Massal yang sudah disusun beberapatahun yang lalu, terdapat 5 koridor sistem angkutan massal yang akan diimplementasikan dalam wilayah Kota Padang. Seiring dengan berjalannya waktu dan dinamika pola perjalanan warga Kota Padang,terdapat sedikit pergeseran dalam penetapan
koridor layanan angkutan berbasis massal yang dilayani oleh Bus Trans Padang, sehingga koridor yang akan diimplementasikan yang sekaligus untuk mendukung Padang Metropolitan adalah sebagai berikut ; Koridor I Pasar Raya –Lubuk Buaya (tetap, sebagai cikal bakal angkutan aglomerasibagian utara), Koridor II Pasar Raya –Bungus (cikal bakal agomerasi bagian selatan), Koridor III Pasar Raya –Air Pacah (mendukung keberadaan Pusat Perkantoran Pemko Padang), Koridor IV Batas Kota –Padang By Pass –Teluk Bayur, Koridor V Pasar Raya –Indarung, dan Koridor VI Pasar Raya –Kampus Unand (koridor pengembangan).

Bus Trans Padang sebagai jelmaan angkutan berbasis massal di Kota Padang, pada saat ini baru melayani Koridor I yaitu Pasar Raya –Lubuk Buaya, dengan kekuatan 15 unit bus. Insya Allah kita akan tambah lagi sebanyak 10 unit bus melalui bantuan dari Kementerian Perhubungan RI, melalui Dishubkominfo Provinsi Sumatera Barat. Dengan kekuatan 25 unit bus Trans Padang, diharapkan layanan bus Trans Padang lebih dapat ditingkatkan, seperti ; head wayyang lebih rendah, penumpang yang terangkut lebih banyak serta load factoryang lebih optimal. Untuk merambah koridor-koridor berikutnya, tidak tertutup peluang menggandeng pihakswasta yang ingin berpartisipasi dalam hal pengadaan bus Trans Padang tersebut dengan sistem kerjasama sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sehingga diharapkan Bus Trans Padang akan dapat melayani seluruh koridor yang siudah ditetapkan padaakhir tahun 2016 yang akan datang.

Dari sisi fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), pada saat ini masih dilayani oleh fasilitas PKB di Jl. Sutan Syahrir –Mata Air, yang bergabung dengan Kantor Dishubkominfo Kota Padang. Fasilitas peninggalan Dishub Provinsi tersebut sudah tidak memadai lagi melayani PKB karena terbatasnya lahan parkir dan fasilitas lainnya. Lahan parkir yang sangat sempit, menyebabkan kendaraan yang antri untuk diuji terpaksa menggunakan badan jalan didepan kantor Dishubkominfo untuk parkir sementara. Aktifitas ini sangat rawan terhadap kecelakaan lalulintas disekitarnya, ditambah lagi volume lalulintas di ruas Jl. Sutan Syahrir sudah semakin padat. Oleh karena itu, Dishubkominfo merencanakan pemindahan fasilitas PKB ke kawasan Jl. By Pass untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas, sekaligus mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas disepanjang ruas Jl. Sutan Syahrir. Nantinya, fasilitas PKB Mata Air diperuntukkan bagi angkutan kota, sedangkan fasilitas PKB yang di Jl Padang By Pass diperuntukkan bagi kendaraan-kendaraan besar (bus, truk).

Keberadaan Terminal Angkutan Barang juga menjadi concernyang serius pada saat ini, sebagai antisipasi dinamika angkutan barang pada masa yang akan datang. Fasilitas Terminal Angkutan Barang yang dimiliki oleh Pemko Padang saat ini adalah Terminal Angkutan Barang Koto Lalang –Bandar Buat, yang lebih difokuskanmenampung demandtruk pada lintasan Lubuk Begalung –Indarung. Untuk mengantisipasi hal yang sama pada lintasan Lubuk Begalung –Teluk Bayur, direncanakan pula pembangunan Terminal Angkutan Barang dikawasan ini. Sehingga dengan demikian seluruh truk yang beroperasi dalam wilayah Kota Padang, tidak ada lagi yang parkir dan ngetem di bahu dan di badan jalan.

Khusus untuk Terminal Tipe A sebagai salah satu fasilitas transportasi di Ibukota Provinsi Sumatera Barat, akan segera dibangun di Anak Air. Sembari menunggu proses pembangunan dan aktifnya terminal tersebut, akan segera diaktifkan Terminal Sementara Bus AKDP jurusan Utara di eks Terminal Angkutan Barang Lubuk Buaya. Kedepan, Kota Padang akan memiliki
Terminal bus AKDP wilayah timur di kawasan Bandar Buatdan Terminal bus AKDP wilayah Selatan di Kawasan Bungus atau Gaung. Pemerintah Kota Padang sangat membutuhkan bantuan dari Dishubkominfor Provinsi dan kementerian Perhubungan terkait dengan rencana mengimplementasikan Terminal Tipe A, dimana lahan seluas ± 4,5 Ha sudah disiapkan di kawasan Anak Air.
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang terkait dengan manajemen angkutan dalam wilayah Kota Padang. Masih banyak hal yang harus dikomunikasikan dengan pihak kepolisian sebagai eksekutor dilapangan terkait dengan masalah pelanggaran lalulintas di jalan. Termasuk diantaranya adalah lokalisasi angkutan sektor informal yang dikhawatirkan mengganggu kelancaran lalulintas yang mixdengan angkutan formal.Secara bertahap, sistem angkutan di Kota Padang akan dibenahi sehingga tercipta manajemen angkutan yang lebih baik pada masa yang akan datang, sebagai persiapan Padang menuju metropolitan.

 

    Rudy Rinaldy