Padang– Dalam upaya mewujudkan Padang sebagai kota sehat, Dinas Kesehatan Kota Padang terus menggencarkan program Dokter Warga sebagai salah satu aktivasi dari Program Unggulan (Progul) Padang Sigap.
Pendekatan jemput bola pun dilakukan Dinas Kesehatan melalui para petugas medis yang tersebar di masing-masing kecamatan. Sepanjang Februari dan Maret terdapat 243 warga Kota Padang yang sudah merasakan langsung dampak positif dari keberadaan Dokter Warga.
Dokter Warga merupakan gagasan Wali Kota Padang Fadly Amran dan Wakil Wali Kota Maigus Nasir yang tujuan utamanya adalah untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang cepat dan mudah, khususnya bagi warga yang kesulitan menjangkau fasilitas medis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati menyampaikan bahwa program Dokter Warga yang telah berjalan lebih dua bulan ini memiliki dua jalur pelayanan.
"Yang pertama melalui contact person masing-masing puskesmas, dan yang kedua melalui Public Safety Center (PSC) 119 untuk layanan kegawatdaruratan," ujarnya saat diwawancara, Kamis (8/5/2025).
Ia menegaskan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mewujudkan Padang sebagai kota sehat dengan menjemput bola melayani masyarakat.
“Kami proaktif menjemput bola. Pihak puskesmas juga harus mengenali wilayah masing-masing dan mendata warga yang membutuhkan pelayanan,” jelasnya.
Menurutnya, program ini menyasar warga yang tidak mampu bergerak atau dalam kondisi lemah, sehingga petugas medis akan langsung memberikan pelayanan di rumah melalui program Dokter Warga.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Merinelty Syamra, mengungkapkan bahwa seluruh puskesmas di Kota Padang telah membentuk tim Dokter Warga yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan.
Ia merincikan, pada Februari tercatat sebanyak 102 pasien telah dilayani, terdiri dari 8 pasien melalui PSC, 62 melalui panggilan masyarakat, dan 32 kunjungan rutin.
"Sedangkan pada Maret, jumlah pasien meningkat menjadi 141 orang, terdiri dari 5 pasien melalui PSC, 104 panggilan masyarakat, dan 28 kunjungan rutin. Data untuk bulan April masih dalam proses rekapitulasi," tukasnya.
Merinelty juga menyampaikan salah satu kendala yang dihadapi adalah kurangnya tenaga fisioterapis.
“Setelah kita turun ke lapangan, kami menemui warga dengan kondisi lemah atau tidak berdaya, dengan tenaga fisioterapis sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan mereka,” ujarnya. (Mizwa/Taufik)
Lainnya
Hi! How can I help you?