Padang — Kota Padang menegaskan langkah nyatanya menuju predikat Kota Layak Anak. Hal ini disampaikan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang, Ny. Dian Puspita Fadly Amran saat membuka kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan Terhadap Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK), Sabtu (26/4/2025) di Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan.
Pada kesempatan itu, Ny. Dian Puspita Fadly Amran juga mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya angka kekerasan terhadap anak, baik di tingkat nasional maupun lokal.
Sepanjang tahun 2024, tercatat 78 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Padang, mulai dari kekerasan fisik, psikis, penelantaran, hingga kekerasan seksual.
"Fenomena ini menjadi alarm keras bagi kita. Tidak seharusnya anak-anak, yang seharusnya tumbuh dalam kasih sayang, justru menjadi korban kekerasan dari orang-orang terdekat mereka," tegasnya.
Ny. Dian Puspita Fadly Amran menegaskan bahwa upaya pencegahan dan perlindungan anak harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan.
Salah satu langkah penting adalah memperkuat lembaga layanan seperti P2TP2A yang menjadi pusat informasi, pemberdayaan, pendampingan, dan perlindungan anak-anak dan perempuan korban kekerasan.
"Ananda semua yang hadir di sini adalah agen perubahan. Mari bersama kita bangun kesadaran dan kepedulian, agar Padang benar-benar menjadi Kota Layak Anak kota yang memberikan rasa aman, nyaman, dan kesempatan bagi setiap anak untuk berkembang maksimal," ucapnya penuh semangat.
Ny. Dian Puspita Sari Fadly Amran menambahkan, mewujudkan Kota Layak Anak bukan hanya tugas pemerintah, tetapi memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar.
"Saya berharap setelah mengikuti kegiatan ini, ananda dapat menjadi pelopor di lingkungan masing-masing. Kita butuh banyak pelopor dan pelapor agar kekerasan terhadap anak dapat ditekan, bahkan dihilangkan. Bersama kita bisa," tandasnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Padang, Eri Sendjaya mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman peserta tentang bentuk-bentuk kekerasan, faktor penyebab, serta dampaknya terhadap perkembangan anak.
"Kami ingin menanamkan kepada peserta pentingnya membangun pergaulan positif, membentuk lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, serta menjadi mata dan telinga yang aktif dalam mendeteksi kekerasan," jelas Eri.
Sosialisasi ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari siswa-siswi SMP, SMA, Forum Anak Kota Padang, serta guru pendamping. Untuk memperkaya materi, dihadirkan narasumber berkompeten, seperti Aiptu David Rico Dermawan dari Team Klewang Polresta Padang dan psikolog Neny Andriani, S.Psi, M.Psi, Psikolog.
Dengan sinergi yang terus diperkuat antara pemerintah, masyarakat, dan anak-anak sebagai pelopor perubahan, Kota Padang optimis menapaki jalan menjadi Kota Layak Anak, tempat di mana tawa anak-anak bukan hanya terdengar, tapi juga terlindungi. (Hariz/Taufik)
Lainnya
Hi! How can I help you?