Maigus Nasir Cerita Pengalaman Sebagai Guru Sampai Akhirnya Dipercaya Jadi Wawako Padang

post

Maigus Nasir Cerita Pengalaman Sebagai Guru Sampai Akhirnya Dipercaya Jadi Wawako Padang

Padang - Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir berbagi cerita terkait perjalanan karirnya yang diawali sebagai guru sebelum kemudian berjuang di jalur politik dengan menjadi Ketua DPRD Kota Padang sampai kini akhirnya dipercaya sebagai Wakil Wali Kota Padang mendampingi Wali Kota Fadly Amran.

Pengalamannya sebagai guru itu ia bagikan pada saat menutup kegiatan Lokakarya Ponpes Perkampungan Minangkabau dengan tema Menjadi Guru Sigap, Tanggap, dan Gerak Cepat di Era Dinamis. Kegiatan itu berlangsung di Ruang Bagindo Aziz Chan, Balai Kota Aia Pacah, Senin (16/6/2025).

"Saya ini Kualiah di IAIN Fakultas Syariah tapi kecintaan saya jadi guru sangat besar, sehingga saya bahkan sempat mengajar di empat sekolah," ujarnya di hadapan peserta lokakarya.

Lebih lanjut, Maigus Nasir berbagi cerita bagaimana dia sudah jatuh cinta dengan profesi guru sejak usia 19 tahun di mana dia mulai mengajar walaupun saat itu bekalnya baru ijazah MAN Kotobaru.

"Saya mulai menjadi guru sejak usia 19 tahun, hanya berbekal ijazah MAN Kotobaru. Pada saat usia 21 tahun sudah dipercaya sebagai wakil kepala sekolah dan usia 30 tahun saya menjadi kepala sekolah dan di tahun 1999 saya dipercaya sebagai Ketua DPRD Kota Padang di usia 32 tahun," katanya meringkas perjalanan karirnya dari seorang tenaga pengajar sampai terjun ke dunia politik.

Menurut Maigus Nasir, kepercayaan besar yang diberikan masyarakat sampai akhirnya diamanahi sebagai Wakil Wali Kota Padang mendampingi Wali Kota Fadly Amran kemungkinan juga tidak lepas dari doa murid serta orangtua murid.

"Mohon maaf ini bukan riya, saya menikmati jadi guru itu, sehingga Allah mengangkat posisi kita jadi pemimpin, Ketua DPRD Kota Padang dan kini sebagai Wakil Wali Kota Padang," katanya.

Masih sekaitan dengan pengalamannya sebagai guru, Maigus Nasir mengaku tidak terlalu memikirkan materi yang didapat. Di awal karirnya sebagai guru, dia bahkan hanya menerima gaji honor sebesar Rp2000.

"Ketika itu saya tidak melihat uangnya. Tapi yang saya lihat anak-anak itu, ketika mereka sukses kita didik, kita bimbing, kita ajar, itu lah kebahagian yang luar biasa," katanya.

Pada kesempatan itu, Wawako Maigus Nasir juga menyampaikan terkait program unggulan (Progul) Smart Surau dalam mendorong digitalisasi dan pemberdayaan surau serta pesantren. Program ini dirancang untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan, literasi digital, ekonomi umat, dan penguatan moderasi beragama.

Pemko Padang, kata dia siap berkolaborasi lebih erat dengan ponpes melalui fasilitasi program, pelatihan, hingga dukungan infrastruktur.

"Kita ingin agar ponpes tidak tertinggal dalam arus perubahan zaman. Maka kolaborasi ini penting untuk masa depan generasi Padang yang religius dan berdaya saing," katanya.

Ia juga mengajak seluruh peserta lokakarya untuk menjadikan hasil diskusi sebagai panduan langkah konkret dalam membangun pesantren yang mandiri, inovatif, dan berakar pada budaya lokal. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat adat adalah kunci keberhasilan pembangunan berbasis nilai. (Taufik)

Kirim Rating

`

Setup