Padang - Banjir bandang yang menerjang Kota Padang pada 28 November 2025 lalu menyisakan duka. Tidak saja duka, akan tetapi juga menyisakan traumatik pada anak.
Anak menjadi takut dengan air. Bahkan hal demikian dapat mengganggu psikologi anak. Tidak mampu fokus hingga sulit tidur.
Di Satuan PAUD Sejenis (SPS) Bougenville di Sungai Lareh, Lubuk Minturun, Kota Padang, sejumlah anak mengalami trauma usai banjir bandang lalu. Hebatnya, perangkat sekolah mampu mengatasi traumatik pada siswanya.
"Ada lima anak yang mengalami trauma usai banjir lalu," ungkap Kepala Sekolah SPS Bougenville, Marsinar Lubis saat diwawancarai di kegiatan Literasi Pendampingan Trauma Healing Bagi Guru di Sumatera Barat di Gedung Youth Center, Padang, Selasa (16/12/2025).
Marsinar mengaku, lima anak didiknya mengalami trauma ketika melihat air. Apalagi SPS Bougenville berada di dekat sungai.
"Begitu buka pintu belakang PAUD, anak-anak melihat sungai, mereka langsung ketakutan," ujarnya.
Selain traumatik dengan air, siswa didik di SPS Bougenville juga takut melihat lumpur. Jalan menuju PAUD tersebut memang penuh lumpur sejak beberapa hari setelah banjir.
"Mereka takut dengan lumpur tebal," kata Marsinar.
Melihat kondisi anak yang mengalami trauma, Marsinar bersama tenaga pendidiknya melakukan trauma healing secara mandiri. Anak-anak yang trauma dikumpulkan dan diajak bermain.
"Anak-anak kita ajak bermain, diceritakan dongeng atau hal yang menarik, sehingga psikologis mereka pulih kembali," terangnya.
Marsinar menyebut, sejak kejadian banjir lalu, dirinya telah dua kali mengikuti pembelajaran trauma healing. Menurutnya, kegiatan tersebut cukup bermanfaat di tengah bencana saat ini.
"Kita mendapatkan cara mengatasi trauma pada anak, itu sangat berguna bagi kami," ungkap Marsinar.
SPS Bougenville berada di Kompleks Perumahan Wahana, Sungai Lareh. PAUD itu kini memiliki sebelas murid. Aktivitas belajar dimulai pukul delapan pagi hingga pukul sebelas siang. PAUD tersebut mulai berdiri sejak tahun 2011.(Charlie)